Viewers

Wednesday, June 4, 2014

Jenis-Jenis Gempa dan Proses Terjadinya

















Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan. Besarnya kerusakan tergantung dengan besar dan lamanya getaran yang sampai ke permukaan bumi. Selain itu juga tergantung dengan kekuatan struktur bangunan. Para ahli gempa mengklasifikasikan gempa menjadi dua katagori, gempa intra lempeng (intraplate) dan antar lempeng (interplate). Gempa intraplate adalah gempa yang terjadi di dalam lempeng itu sendiri, sedangkan Gempa interplate terjadi di batas antar dua lempeng. Sebenarnya gempa bumi terjadi setiap hari, namun kebanyakan tidak terasa oleh manusia, hanya alat seismograph saja yang dapat mencatatnya dan tidak semuanya menyebabkan kerusakan. Di Indonesia gempa merusak terjadi 3 sampai 5 kali dalam setahun. Proses terjadinya gempa bumi dapat dilihat dari penyebab utama terjadinya gempa bumi. Ada 5 (lima) jenis gempa bumi yang dapat dibedakan menurut terjadinya, yaitu:
  1. Gempa Vulkanik
  2. Gempa Tektonik
  3. Gempa Runtuhan
  4. Gempa Jatuhan
  5. Gempa Buatan
Alat prakiraan gempa:
Pengukuran elektromagnetik dilakukan dengan menggunakan jaringan GPS, selain alat magnetometer, sensor elektroda geolistrik, dan teropong korona. Sistem ini dilengkapi dengan alat telemetri untuk data secara real time.
1. Gempa bumi Vulkanik ( Gunung Api ) 
Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempabumi tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut. Gempa ini dapat terjadi sebelum dan saat letusan gunung api. Getarannya kadang-kadang dapat dirasakan oleh manusia dan hewan sekitar gunung berapi itu berada. Perkiraaan meletusnya gunung berapi salah satunya ditandai dengan sering terjadinya getaran-getaran gempa vulkanik.
2. Gempa bumi Tektonik 
Gempabumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Seperti diketahui bahwa kulit bumi terdiri dari lempeng lempeng tektonik yang terdiri dari lapisan lapisan batuan. Tiap tiap lapisan memiliki kekerasan dan massa jenis yang berbeda satu sama lain. Lapisan kulit bumi tersebut mengalami pergeseran akibat arus konveksi yang terjadi di dalam bumi.
3. Gempa bumi Runtuhan
Gempabumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah pertambangan, gempabumi ini jarang terjadi dan bersifat lokal. Gempa runtuhan atau terban merupakan gempa bumi yang terjadi karena adanya runtuhan tanah atau batuan. Lereng gunung atau pantai yang curam memiliki energi potensial yang besar untuk runtuh, juga terjadi di kawasan tambang akibat runtuhnya dinding atau terowongan pada tambang-tambang bawah tanah sehingga dapat menimbulkan getaran di sekitar daerah runtuhan, namun dampaknya tidak begitu membahayakan. Justru dampak yang berbahaya adalah akibat timbunan batuan atau tanah longsor itu sendiri.
4. Gempa Jatuhan
Bumi merupakan salah satu planet yang ada dalam susunan tata surya. Dalam tata surya kita terdapat ribuan meteor atau batuan yang bertebaran mengelilingi orbit bumi. Sewaktu-waktu meteor tersebut jatuh ke atmosfir bumi dan kadang-kadang sampai ke permukaan bumi. Meteor yang jatuh ini akan menimbulkan getaran bumi jika massa meteor cukup besar. Getaran ini disebut gempa jatuhan, namun gempa ini jarang sekali terjadi. kawah terletak dekat Flagstaff, Arizona, sepanjang 1,13 km akibat kejatuhan meteorite 50.000 tahun yang lalu dengan diameter 50 m.
5. Gempa Buatan
Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia, seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi. Suatu percobaan peledakan nuklir bawah tanah atau laut dapat menimbulkan getaran bumi yang dapat tercatat oleh seismograph seluruh permukaan bumi tergantung dengan kekuatan ledakan, sedangkan ledakan dinamit di bawah permukaan bumi juga dapat menimbulkan getaran namun efek getarannya sangat lokal.
Berdasarkan kekuatannya atau magnitude (M), gempa bumi dapat dibedakan atas :
a. Gempabumi sangat besar dengan magnitude lebih besar dari 8 SR.
b. Gempabumi besar magnitude antara 7 hingga 8 SR.
c. Gempabumi merusak magnitude antara 5 hingga 6 SR.
d. Gempabumi sedang magnitude antara 4 hingga 5 SR.
e. Gempabumi kecil dengan magnitude antara 3 hingga 4 SR .
f.  Gempabumi mikro magnitude antara 1 hingga 3 SR .
g. Gempabumi ultra mikro dengan magnitude lebih kecil dari 1 SR .
Berdasarkan kedalaman sumber (h), gempa bumi digolongkan atas :
a. Gempabumi dalam h > 300 Km .
b. Gempabumi menengah 80 < h < 300 Km .
c. Gempabumi dangkal h < 80 Km .
Berdasarkan tipenya gempa bumi dibedakan atas:
a. TypeI :
Pada tipe ini gempa bumi utama diikuti gempa susulan tanpa didahului oleh gempa pendahuluan (fore shock).
b. Type II :
Sebelum terjadi gempa bumi utama, diawali dengan adanya gempa pendahuluan dan selanjutnya diikuti oleh gempa susulan yang cukup banyak.
c. Type III:
Tidak terdapat gempa bumi utama. Magnitude dan jumlah gempabumi yang terjadi besar pada periode awal dan berkurang pada periode akhir dan biasanya dapat berlangsung cukup lama dan bisa mencapai 3 bulan. Tipe gempa ini disebut tipe swarm dan biasanya terjadi pada daerah vulkanik seperti gempa gunung Lawu pada tahun 1979.
Sumber: kaskus.us

Saturday, April 19, 2014

Memahami Pengertian Dan Penyebab Banjir


Banjir adalah sebuah bencana yang diakibatkan oleh turun nya air hujan yang menggenang atau bahkan mengalir deras tidak pada tempatnya. Inilah yang terjadi akhir – akhir ini sangat akrab dengan masyarakat Indonesia terutama dalam beberapa tahun terakhir.

 

Gambar 2


            Dari gambar-gambar di atas sungai lah yang paling tinggi pengaruh nya terhadap terjadinya banjir, maka kita sebagai manusia yang sangat bergantung dengan sungai kita juga harus tahu bagaimana cara nya sungai bisa bekerja dengan maksimal tampa kita harus merusaknya kawan.
Sungai yang masih terjaga (dengan curah hujan yang tinggi masih bisa menampung air)


Sungai yang sudah rusak ( dengan curah hujan yang tinggi tidak dapat lagi menampung air sehinga air meluap ke pemukiman )


Bencana banjir merupakan kejadian alam yang dapat terjadi setiap saat dan sering mengakibatkan kehilangan jiwa, kerugian harta, dan benda. Kejadian banjir tidak dapat dicegah, namun dapat dikendalikan dan dikurangi dampak kerugian yang diakibatkannya. Agar kita bisa mengurang kerugian-kerugian dari dampak banjir apa yang harus kita lakukan sebagai manusia yang sangat tergantung pada sungai ???

Sumber: http://rizamengejarobsesi.blogspot.com/2013/08/proses-terjadinya-banjir.html


Faktor Penyebab Longsor

Ketika gaya gravitasi lebih besar dari resistensi lereng untuk bertahan, maka terjadilah longsor. Gaya penahan (resisting forces) yang membantu mengontrol kestabilan lereng meliputi kekuatan (strength)dan kohesi (cohession) material lereng, friksi antar butiran dan pendukung eksternal lereng lain. Faktor-faktor kolektif ini disebut sebagai shear strength.


Gambar 1. Kestabilan lereng sangat tergantung pada shear strength lereng yang meliputi kekuatan dan kohesivitas material lereng, friksi internal antarbutiran dan daya dukung eksternal lereng (Monroe & Wicander, 1997)
Semua lereng berada pada kondisi kesetimbangan dinamik (dynamic equilibrium) artinya bahwa lereng selalu menyesuaikan kesetimbangan terhadap kondisi terbaru. Ketika kita mendirikan bangunan dan jalan di daerah perbukitan, maka kesetimbangan lereng akan terjadi. Lereng kemudian melakukan penyesuaian yang mungkin saja menyebabkan terjadinya longsor untuk membentuk kondisi yang baru. Banyak faktor yang dapat menyebabkan longsor, yaitu perubahan tingkat kelerengan (slope gradient), pelemahan material lereng karena pelapukan (weathering), meningkatnya kandungan air (water content), perubahan pada vegetasi penutup lereng dan kelebihan pembebanan (overloading).

Sudut Lereng
Sudut lereng dapat menjadi penyebab utama longsor. Umumnya, lereng yang curam akan kurang stabil karenanya lereng yang curam akan memiliki kemungkinan longsor dibanding lereng yang landai. Sejumlah proses dapat menyebabkan lereng menjadi lebih terjal (oversteepen). Salah satu disebabkan oleh pemotongan pada bagian dasar lereng oleh aktivitas sungai atau aksi gelombang. Hal ini akan memindahkan dasar lereng (slope’s base) dan meningkatkan sudut lereng. Aksi gelombang, terutama selama badai seringkali menghasilkan longsor sepanjang tepi pantai atau danau yang besar.

Gambar 2. Pemotongan oleh erosi sungai. (A) pemototongan bagian dasar lereng akan meningkatnya sudut lereng. (B) menyebabkan kehilangan kestabilan lereng. Penggalian untuk jalan dan bangunan di perbukitan adalah penyebab utama kerusakan lereng (slope failure). Peningkatan lereng yang semakin terjal atau pemotongan bagian sisinya akan meningkatkan tegasan pada batuan atau tanah (soil) sehingga keseimbangan menjadi terganggu dan terjadilah longsor. Hal inilah yang menjelaskan seringnya terjadi longsor pada jalan-jalan di pegunungan (gambar 3).
Pelapukan Dan Iklim
Longsor lebih sering terjadi pada material lereng yang lepas-lepas atau tidak terkonsolidasi dibandingkan dengan lapisan batuan dasar padat (solid bedrock). Segera setelah batuan padat tersingkap di permukaan bumi, pelapukan mulai memecah (disintegrate) dan mengubah komposisi(decompose) batuan. Dengan demikian, terjadi pengurangan shear strength dan peningkatan kerentanan(susceptibility) terhadap longsor. Semakin dalam zona pelapukan yang terbentuk, maka semakin besar kemungkinan terjadinya beberapa tipe longsor. Di daerah tropis, temperatur tinggi menyebabkan hujan sering terjadi sehingga menyebabkan pelapukan meluas hingga kedalaman beberapa puluh meter dan longsor yang berlangsung cepat biasanya terjadi pada zona pelapukan yang dalam.

Gambar 3. (A) Pemotongan lereng akan mengganggu kesetimbangan lereng. (B) Pemindahan bagian lereng karena pemotongan menyebabkan pencuraman lereng. (C) Pemotongan tersebut menyebabkan terjadinya longsor (rockfall) hingga menutupi jalan.
Kandungan Air
Jumlah air di dalam batuan dan tanah mempengaruhi kestabilan lereng. Kuantitas air yang besar dari pencairan salju meningkatkan kemungkinan kerentanan lereng. Penambahan berat sejalan dengan penambahan air sudah cukup untuk menyebabkan longsor. Selanjutnya perkolasi air sepanjang material lereng membantu untuk mengurangi friksi antar butiran sehingga menunjukkan kehilangan kohesi. Contoh, lereng berkomposisi lempung kering akan cukup stabil, tetapi ketika basah maka dengan cepat akan kehilangan kohesivitas dan friksi internal sehingga menjadi sebab ketidakstabilan lereng.

Vegetasi
Vegetasi berpengaruh terhadap kestabilan lereng. Air yang terserap dari turunnya hujan membuat vegetasi berperan dalam menjaga kejenuhan air (water saturation) pada material lereng yang jika hal sebaliknya terjadi maka akan kehilangan shear strength. Sistem akar tanaman juga menjaga kestabilan lereng dengan jalan mengikat partikel tanah bersama-sama dan mengikat tanah dengan batuan dasar. Rusaknya vegetasi karena aktivitas alam atau manusia menjadi penyebab longsor. Hujan yang deras menyebabkan tanah menjadi jenuh sehingga longsor besar dapat terjadi. Beberapa perbukitan di Selandia Baru sering terjadi longsor karena tanaman dengan akar yang dalam diganti dengan rerumputan yang mempunyai akar dangkal. Ketika hujan tiba, akar ini tidak mampu menahan lereng sehingga terjadi longsor.

Overloading
Overloading (pembebanan berlebih) hampir selalu disebabkan oleh aktivitas manusia seperti penimbunan, pengisian dan penumpukan material. Dibawah kondisi alamiah, beban material disangga oleh kontak antar butir (grain-to-grain contact) sehingga menjaga kestabilan lereng. Penambahan beban yang disebabkan karena peningkatan tekanan air didalam material akan menurunkan shear strengthlereng karena itulah terjadi pelemahan material lereng.

Geologi Dan Kestabilan Lereng
Hubungan antara topografi dan geologi suatu daerah sangatlah penting dalam menentukan kestabilan lereng. Jika batuan memiliki kemiringan kedudukan yang paralel dengan kelerengan, maka kemungkinan longsor lebih besar dari lereng dengan kedudukan batuan yang horizontal atau berlawanan arah terhadap kelerengan. Ketika kemiringan batuan searah dengan lereng, air mengalami perkolasisepanjang bidang-bidang perlapisan sehingga menyebabkan menurunnya kohesivitas dan friksi antara satuan batuan yang berdampingan (lihat gambar 4a).

Pada keadaan tertentu bila hadir lapisan batulempung, maka batuan ini dapat menjadi bidang gelincir ketika kondisinya basah. Walaupun batuan mempunyai kedudukan horizontal atau miring berlawanan dengan kelerengan, dapat saja rekahan memiliki arah yang sama dengan kelerengan. Air akan dapat bermigrasi melaluinya kemudian melapukkan dan memperbesar bukaan hingga beban berat dari lapisan diatasnya tidak sanggup lagi untuk ditahan dan terjadi longsor (lihar gambar 4a.).

Gambar 4. (a) Batuan dengan kedudukan yang miring searah dengan kelerengan.


Referensi Artikel : Geology Technic,Civil Engineering Department

Angin Puting Beliung



Ciri-ciri

Ciri-ciri datangya angin puting beliung adalah pada waktu siang hari terlihat adanya awan putih menjulang tinggi seperti bunga kol, kemudian berkembang menjadi awan gelap yang disertai hembusan udara dingin, dan angin mulai menggoyangkan pepohonan ke kiri dan ke kanan, tidak lama kemudian angin semakin cepat dan diikuti hujan lebat dan terkadang disertai hujan es. Terlihat di awan hitam pusaran angin berbentuk seperti kerucut turun menuju tanah (bumi).


Proses Terjadinya

Proses terjadinya angin puting beliung, biasanya terjadi pada musim pancaroba pada siang hari suhu udara panas, pengap, dan awan hitam mengumpul, akibat radiasi matahari di siang hari tumbuh awan secara vertikal, selanjutnya di dalam awan tersebut terjadi pergolakan arus udara naik dan turun dengan kecepatan yang cukup tinggi. Arus udara yang turun dengan kecepatan yang tinggi menghembus ke permukaan bumi secara tiba-tiba dan berjalan secara acak.

Dampak

Dampak yang ditimbulkan akibat angin puting beliung dapat menghancurkan area seluas 5 km dan tidak ada lagi angin puting beliung susulan. Rumah akan hancur dan tanaman akan tumbang diterjang angin puting beliung, mahluk hidup bisa sampai mati karena terlempar atau terbentur benda keras lainnya yang ikut masuk pusaran angin.



Antisipasi
  1. Kenali bulan-bulan pancaroba di tempat anda.
  2. Mengadakan penghijauan karena dengan adanya penghijauan udara tidak terlalau panas sehingga tidak terjadi perbedaan panas yang dapat menimbulkan adanya angin puting beliung.
  1. Apabila terjadi angin puting beliung menghindar dari pepohonan tinggi yang sudah rapuh karena bisa tertimpa pohon, cari tempat yang aman dan kuat atau menghindar jauh.
  2. Membuat rumah yang permanen dan kuat.  
  1. Membuat tempat perlindungan di bawah tanah apabila tempat tinggal sering terjadi angin puting beliung. 

Sumber:http://idkf.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Fenomena.Alam/Angin.Puting.Beliung/all.htm

Tsunami dan Proses Terjadinya


Tsunami, sebuah istilah yang beberapa saat lalu di Indonesia menjadi sebuah momok yang sangat menakutkan saat terjadinya Tsunami dahsyat di Aceh 26 Desember 2004 jam 7.58 minggu pagi. Kejadian yang sangat mengguncang dunia, karena terjadi hampir di pesisir Asia, mulai sumatera, Thailand, India, Srilangka, Malaysia, Singapurabahkan sampai Afrika. Tsunami tersebut diawali oleh sebuah gempa berkekuatan 9.3 Scala Richter dan merupakan gempa bumi terbesar dalam 40 tahun sejarah gempa bumi di wilayah Asia.
Apakah“tsunami"itu? Apa penyebabnya? Apakah bisa di deteksi?. Tsunami berasal dari bahasa Jepang yang artinya secara harafiah berartiombak besar di pelabuhan”, Tsunami sendiri bisa juga disebut sebagai sebuah gelombang yang tercipta akibat adanya gempa bumi ( tektonik maupun vulkanic) ataupun tumbukan meteor yang terjadi di lautan.
Ombak pasang ini nyaris tidak dirasakan bagi orang orang yang mungkin kebetulan berlayar di tengah lautan, namun efeknya akan sangat terasa di pesisir karena ketinggian gelombangnya akan bertambah.
90% tsunami terjadi akibat gempa laut (tektonik bawah laut) namun bisa saja terjadi oleh gempa bumi vulkanis akibat meletusnya gunung (yang terletak di tengah laut) contohnya letusan Krakatau di selat Sunda. Kecepatan gelombangtergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisamencapai ratusan kilometer per jam.
Proses terjadinya tsunami dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Gempa bawah laut merenggutkan massa besar air laut dalam satu hentakan kuat.
b. Gelombang balik air menerjang dengan kecepatan hingga 800 Km/jam
c. Mendekati pantai, gelombang melambat namun mendesak ke atas.
d. Gelombang menghempas ke daratan dan menghancurkan apapun di belakang pantai.




Secara skematis mekanisme terjadinya tsunami dapat digambarkan sebagaimana ilustrasi berikut ini, dengan contoh proses surutnya pantai dan kemudian gelombang berbalik menghantam pantai di Srilanka.

Perbedaan gelombang badai dengan tsunami
• Gelombang badai menerjang pantai dalam bentuk arus melingkar dan tidak membanjiri daerah yang lebih tinggi.
• Tsunami menerjang pantai dalam bentuk arus lurus, bagai tembok air, dengan kecepatan tinggi dan masuk jauh ke daratan.
• Dengan bentuk gelombang demikian, maka tsunami sulit dihadang, terutama dengan ketinggiannya yang mencapai belasan meter dan kecepatan ratusan kilometer per jam.

Hal - hal yang perlu dilakukan sebelum, saat, dan sesudah tsunami.

Sebelum dan Saat Tsunami

a.) Nyalakan radio untuk mengetahui apakah tsunami terjadi setelah adanya gempabumi di sekitar wilayah pantai.
b.) Cepat bergerak ke arah daratan yang lebih tinggi dan tinggal di sana sementara waktu.
c.) Jauhi pantai. Jangan pernah menuju ke pantai untuk melihat datangnya tsunami. Apabila Anda dapat melihat gelombang, anda berada terlalu dekat. Segera menjauh.
d.) Waspada - apabila terjadi air surut, jauhi pinggir pantai. Ini merupakan salah satu peringatan tsunami dan harus diperhatikan.
e.) Jangan Panik !

Setelah Tsunami
Apa yang dilakukan setelah terjadi tsunami
a.) Jauhi area yang tergenang dan rusak sampai ada informasi aman dari pihak berwenang.
b.) Jauhi reruntuhan di dalam air. Hal ini sangat berpengaruh terhadap keamanan perahu penyelamat dan orang-orang di sekitar.
c.) Utamakan keselamatan dan bukan barang-barang Anda.


Sumber:  SMP KOSGORO Labuhan Maringgai 

GUNUNG MELETUS


Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini. Hasil letusan gunung berapi berupa:

•   Gas Vulkanik
•   Lava dan Aliran Pasir serta Batu Panas
•   Lahar
•   Abu Letusan
•   Awan Panas (Piroklastik)

Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi yang dikeluarkan antara lain carbon monoksida (CO), Carbondioksida(Co2), Hidrogen Sulfida (H2S), sulfurdioksida(SO2) dan nitrogen (NO2) yang membahayakan manusia. Lava adalah cairan magma yang bersuhu tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah gunung berapi. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah yang ada sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.


Lahar adalah merupakan salah satu bahaya bagi masyarakat yang tingla di lereng gunung berapi. Lahar adalah banjir Bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Dikenal sebagai lahar letusan dan lahar hujan. Lahar letusan terjadi apabila gunung berapi yang memiliki danau kawah meletus, sehingga air danau yang panas bercampur dengan material letusan, sedangkan lahar hujan terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar puncaknya.
Abu letusan gunung berapi adalah material yang sangat halus. Karena hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Dampak abu letusan permasalahan pernafasan, kesulitan penglihatan, pencemaran sumber air bersih, menyebabkan badai listrik, mengganggu kerja mesin dan kendaraan bermotor, merusak atap, merusak ladang, merusak infrastruktur tubuh.


Awan panas bisa berupa awan panas aliran, awan panas hembusan dan awan panas jatuhan. Awan panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas, mengalir Turun dan akhirnya mengendap di dalam dan disekitar sungai dari lembah. Awan panas hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km/jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan km dari puncak karena pengaruh hembusan angin. Awan panas bisa mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga menyebabkan sesak sampai tidak bernafas.

Penyebab teradinya Gunung Meletus
•  Peningkatan kegempaan vulkanik
•  Peningkatan suhu kawah
•  Peningkatan gelombang magnet dan listrik, hingga terjadinya deformasi
   pada tubuh gunung.
•  Lempeng-lempeng bumi saling berdesakan dan magma di perut bumi
   pun mendesak serta mendorong permukaan bumi dan memicu aktivitas
   geologis, vulkanik, dan tektonik.
•  Akibat tekanan yang amat tinggi, magma mendesak keluar (erupsi) dari 
   permukaan bumi sebagai lava.
      
Proses terjadinya Gunung Meletus
Dalam beberapa letusan, gumpalan awan besar naik ke atas gunung, dan sungai lava mengalir pada sisi-sisi gunung tersebut. Dalam letusan yang lain, abu merah panas dan bara api menyembur keluar dari puncak gunung, dan bongkahan batu-batu panas besar terlempar tinggi ke udara. Sebagian kecil letusan memiliki kekuatan yang sangat besar, begitu besar sehingga dapat memecah-belah gunung.




Pada dasarnya, gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior bumi. Pada kedalaman tertentu, suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu melelehkan batu-batuan di dalam bumi. Saat batuan ini meleleh, dihasilkanlah gas yang kemudian bercampur dengan magma. Sebagian besar magma terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi. Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 km


Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Magma chamber inilah yang merupakan gudang (reservoir) darimana letusan material-material vulkanik berasal


Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi di bawah tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini menyebabkan magma meletus atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran ini menuju ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas di dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan membentuk lubang yang disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan material vulkanik lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan berhenti, kawah (crater) yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian puncak gunung berapi. Sementara lubang utama terdapat di dasar kawah tersebut.

Sumber: www.creativecrisis.co.cc

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best WordPress Themes