Ketika gaya gravitasi lebih besar
dari resistensi lereng untuk bertahan, maka terjadilah longsor. Gaya
penahan (resisting forces) yang membantu mengontrol kestabilan
lereng meliputi kekuatan (strength)dan kohesi (cohession) material
lereng, friksi antar butiran dan pendukung eksternal lereng lain. Faktor-faktor
kolektif ini disebut sebagai shear strength.
|
Gambar 1. Kestabilan lereng sangat tergantung pada
shear strength lereng yang meliputi kekuatan dan kohesivitas material lereng,
friksi internal antarbutiran dan daya dukung eksternal lereng (Monroe &
Wicander, 1997)
|
Semua lereng berada pada kondisi
kesetimbangan dinamik (dynamic equilibrium) artinya bahwa
lereng selalu menyesuaikan kesetimbangan terhadap kondisi terbaru. Ketika kita
mendirikan bangunan dan jalan di daerah perbukitan, maka kesetimbangan lereng
akan terjadi. Lereng kemudian melakukan penyesuaian yang mungkin saja
menyebabkan terjadinya longsor untuk membentuk kondisi yang baru. Banyak faktor
yang dapat menyebabkan longsor, yaitu perubahan tingkat kelerengan (slope
gradient), pelemahan material lereng karena pelapukan (weathering),
meningkatnya kandungan air (water content), perubahan pada vegetasi
penutup lereng dan kelebihan pembebanan (overloading).
Sudut Lereng
Sudut lereng dapat menjadi penyebab
utama longsor. Umumnya, lereng yang curam akan kurang stabil karenanya lereng
yang curam akan memiliki kemungkinan longsor dibanding lereng yang landai.
Sejumlah proses dapat menyebabkan lereng menjadi lebih terjal (oversteepen).
Salah satu disebabkan oleh pemotongan pada bagian dasar lereng oleh aktivitas
sungai atau aksi gelombang. Hal ini akan memindahkan dasar lereng (slope’s
base) dan meningkatkan sudut lereng. Aksi gelombang, terutama selama
badai seringkali menghasilkan longsor sepanjang tepi pantai atau danau yang
besar.
|
Gambar 2. Pemotongan oleh erosi sungai. (A)
pemototongan bagian dasar lereng akan meningkatnya sudut lereng. (B)
menyebabkan kehilangan kestabilan lereng. Penggalian untuk jalan dan bangunan
di perbukitan adalah penyebab utama kerusakan lereng (slope failure).
Peningkatan lereng yang semakin terjal atau pemotongan bagian sisinya akan
meningkatkan tegasan pada batuan atau tanah (soil) sehingga keseimbangan
menjadi terganggu dan terjadilah longsor. Hal inilah yang menjelaskan
seringnya terjadi longsor pada jalan-jalan di pegunungan (gambar 3).
|
Pelapukan Dan Iklim
Longsor lebih sering terjadi pada
material lereng yang lepas-lepas atau tidak terkonsolidasi dibandingkan dengan
lapisan batuan dasar padat (solid bedrock). Segera setelah batuan
padat tersingkap di permukaan bumi, pelapukan mulai memecah (disintegrate) dan
mengubah komposisi(decompose) batuan. Dengan demikian, terjadi
pengurangan shear strength dan peningkatan kerentanan(susceptibility) terhadap
longsor. Semakin dalam zona pelapukan yang terbentuk, maka semakin besar
kemungkinan terjadinya beberapa tipe longsor. Di daerah tropis, temperatur
tinggi menyebabkan hujan sering terjadi sehingga menyebabkan pelapukan meluas
hingga kedalaman beberapa puluh meter dan longsor yang berlangsung cepat
biasanya terjadi pada zona pelapukan yang dalam.
|
Gambar 3. (A) Pemotongan lereng akan mengganggu
kesetimbangan lereng. (B) Pemindahan bagian lereng karena pemotongan
menyebabkan pencuraman lereng. (C) Pemotongan tersebut menyebabkan terjadinya
longsor (rockfall) hingga menutupi jalan.
|
Kandungan Air
Jumlah air di dalam batuan dan
tanah mempengaruhi kestabilan lereng. Kuantitas air yang besar dari pencairan
salju meningkatkan kemungkinan kerentanan lereng. Penambahan berat sejalan
dengan penambahan air sudah cukup untuk menyebabkan longsor. Selanjutnya perkolasi air
sepanjang material lereng membantu untuk mengurangi friksi antar butiran
sehingga menunjukkan kehilangan kohesi. Contoh, lereng berkomposisi
lempung kering akan cukup stabil, tetapi ketika basah maka dengan cepat akan
kehilangan kohesivitas dan friksi internal sehingga menjadi sebab
ketidakstabilan lereng.
Vegetasi
Vegetasi berpengaruh terhadap
kestabilan lereng. Air yang terserap dari turunnya hujan membuat vegetasi
berperan dalam menjaga kejenuhan air (water saturation) pada
material lereng yang jika hal sebaliknya terjadi maka akan kehilangan shear
strength. Sistem akar tanaman juga menjaga kestabilan lereng dengan jalan
mengikat partikel tanah bersama-sama dan mengikat tanah dengan batuan dasar.
Rusaknya vegetasi karena aktivitas alam atau manusia menjadi penyebab longsor.
Hujan yang deras menyebabkan tanah menjadi jenuh sehingga longsor besar dapat
terjadi. Beberapa perbukitan di Selandia Baru sering terjadi longsor karena
tanaman dengan akar yang dalam diganti dengan rerumputan yang mempunyai akar
dangkal. Ketika hujan tiba, akar ini tidak mampu menahan lereng sehingga
terjadi longsor.
Overloading
Overloading (pembebanan
berlebih) hampir selalu disebabkan oleh aktivitas manusia seperti penimbunan,
pengisian dan penumpukan material. Dibawah kondisi alamiah, beban material
disangga oleh kontak antar butir (grain-to-grain contact) sehingga
menjaga kestabilan lereng. Penambahan beban yang disebabkan karena peningkatan
tekanan air didalam material akan menurunkan shear strengthlereng
karena itulah terjadi pelemahan material lereng.
Geologi Dan Kestabilan Lereng
Hubungan antara topografi dan
geologi suatu daerah sangatlah penting dalam menentukan kestabilan lereng. Jika
batuan memiliki kemiringan kedudukan yang paralel dengan kelerengan, maka
kemungkinan longsor lebih besar dari lereng dengan kedudukan batuan yang
horizontal atau berlawanan arah terhadap kelerengan. Ketika kemiringan batuan
searah dengan lereng, air mengalami perkolasisepanjang
bidang-bidang perlapisan sehingga menyebabkan menurunnya kohesivitas dan friksi antara
satuan batuan yang berdampingan (lihat gambar 4a).
Pada keadaan tertentu bila hadir
lapisan batulempung, maka batuan ini dapat menjadi bidang gelincir ketika
kondisinya basah. Walaupun batuan mempunyai kedudukan horizontal atau miring
berlawanan dengan kelerengan, dapat saja rekahan memiliki arah yang sama dengan
kelerengan. Air akan dapat bermigrasi melaluinya kemudian melapukkan dan
memperbesar bukaan hingga beban berat dari lapisan diatasnya tidak sanggup lagi
untuk ditahan dan terjadi longsor (lihar gambar 4a.).
Referensi Artikel : Geology Technic,Civil Engineering Department
0 comments:
Post a Comment